Pura Agung Pejinengan Tap Sai - Nunas Panugrahan Rambut Sedana

TIRTA YATRA - PURA AGUNG PEJINENGAN TAP SAI

Om Swastiastu Semeton dan sahabat Dharma dimanapun anda berada.

Kali ini kita akan menelusuri Pura Agung Pejinengan Tap Sai yang berlokasi di lereng Gunung Agung, di tengah hutan belantara tepatnya di dusun Puragae, desa Pempatan, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali.

Pura ini juga di kenal dengan nama Pura Gunung Jineng atau lebih terkenal lagi dengan Pura Tap Sai.

Konon, Nama pura ini berasal dari sebutan “Metapa Sai-Sai" (yg berarti sering bertapa). Sejalannya waktu, nama pura ini berubah menjadi Pura Tap Sai. Hal ini juga dibenarkan bahwa tempat ini sering digunakan oleh penekun spiritual untuk bertapa atau Bersemedi. Nah…Untuk informasi lebih lengkap tentang Pura Tap Sai , anda dapat mencarinya di Google


.

TATA CARA URUTAN SEMBAHYANG DI PURA TAP SAI

Sebelum kita memasuki area utama pura, kita harus melakukan persembahyangan di Pelinggih RATU PENYARIKAN PENGADANG-ADANG. Di sini kita memohon izin kepada beliau bahwa kita akan memasuki area suci beliau serta mendoakan alam semesta ini selalu damai.

Tempat suci kedua dimana kita harus melakukan persembahyangan adalah di Pelinggi RATU GEDE MEKELE LINGSIR. Di sini kita juga meminta izin kepada beliau agar perjalan suci kita mendapat restu dan berkah. Uniknya pelinggih disini adalah berupa batu besar dan berada di bawah pohon. Sekaligus tempat suci ini untuk menetralizir kekuatan-kekuatan/pengaruh-pengaruh negative yang kerap kali kita bawa.

kita melanjutkan langkah kita menuju ke atas. Dan di sebelah kanan dan kiri kita juga ada pelinggih Bidadari. Di sini kita wajib mengaturkan canang sari.

Sebelum kita benar-benar memasuki area utama pura Tap Sai, kita diwajibkan melakukan ritual pembersihan diri dengan air suci atau MELUKAT. Ada baiknya kita membawa Bungkak Nyuh Gading (Kelapa muda berwarna kuning) Air kelapa ini sebagai sarana melukat untuk membersihkan diri dari Sad Ripu. Bungkak Nyuh Gading juga sebagai symbol kekuatan air, kekuatan Tirta Amerta atau Tirta Dewa Siwa dan sebagai symbol kekuatan Dewa Wisnu.

Setelah melakukan ritual melukat, kini saat kita melakukan persembahyangan sembari memohon panugrahan agar badan dan jiwa kita benar-benar bersih dari pengaruh-pengaruh negative.

Tempat suci berikutnya adalah tempat pemujaan Sang Hyang Gana atau lebih dikenal dengan Dewa Ganesha. Di sini kita memohon panugrahan berupa kebijaksanaan dan perlindungan agar kita selalu selamat dan dilindungi oleh Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

Dan terakhir…kita akan naik ke area utama pura melalui anak tangga. Di sini kita akan memuja kebesaran Ida Sang Hyang Widhi Wasa serta 3 Saktinya Tri Murti yaitu Dewi Saraswati, Dewi Sri, dan Dewi Laksmi. 



Share on Google Plus

About Ketut Suparta

Roni Family adalah sebuah keluarga sederhana yang tinggal di sebuah desa di bagian barat pulau Bali dengan berbagai kegiatan sehari-hari seperti keluarga orang Bali pada umumnya. Kami berharap semoga blog kami dapat memberikan informasi atau pencerahaan bagi siapa saja yang telah mengunjunginnya. Atas kunjungan anda kami mengucapkan banyak terimakasih .
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment